Sudah banyak saya terima ada pertanyaan tentang konsep jodoh, juga konsep takdir. Serta pernyataan "Yakinkan pada ku bahwa Allah telah menyiapkan jodoh terbaik bagiku",dan yang paling glamour soalannya " Bagaimana Hendak Mengetahui Siapa Jodoh Kita ?"
"Jodoh" yah inilah misteri yang akan sentiasa mengikuti setiap orang sampai mana pun termasuk diri saya. Seakan tiada habisnya membicarakan masalah ini. Fatwa dan penjelasan para 'alim pun belum boleh memberikan kepuasan dihati setiap insan. Apakah jodoh adalah murni takdir Allah yang tiada hubungannya dengan ikhtiar manusia? Apakah murni ikhtiar manusia dan tidak ada hubungannya dengan Allah? Ataukah kedua-duanya berbeza?
Bahwa jodoh berkaitan dengan takdir adalah benar. Bahwa kita pada dasarnya sudah ditakdirkan oleh Allah memiliki jodoh masing-masing adalah hal yang harus kita yakini. Tapi yang menjadi persoalan adalah siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi jodoh kita?? It's mysterious problem
Jika kita membicarakan takdir/kehendak Allah maka pada dasarnya ada dua yaitu, Apa yang dikehendaki Allah "kepada" kita dan apa yang dikehendaki Allah "dari" kita. "Kepada" tidak sama dengan "dari". Apa yang dikehendaki Allah "kepada" kita adalah sebuah rahsia Allah, biasanya disebut `takdir mutlak`. Kita tidak diberi tahu sebelum hal itu terjadi. Siapa jodoh saya? Bila saya mati? Kenapa saya kurus? Kenapa saya berkulit gelap? Kenapa saya lahir di Terengganu? Semua itu adalah mutlak rahsia Allah. Itu adalah urusan Allah, hak Muklak Allah sebagai Rabb Yang Maha Kuasa. Masalah ini bukan domain manusia Memikirkan dan mempertanyakannya tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan boleh melahirkan kesulitan yang menjurus kepada kesesatan dan kebinasaan.
Tugas kita sebagai makhlukNya adalah memikirkan dan mengikhtiarkan kehendak Allah yang kedua, yaitu apa yang dikehendaki Allah "dari" kita. Dan biasanya disebut takdir `ikhtiari` yaitu ketetapan Allah yang ada kaitannya dengan usaha manusia. Inilah tugas kita sebagai makhluk. Allah menghendaki kita menuntut ilmu, silaturahmin, shalat, zikir, berdo'a, berusaha dan lain-lain. Termasuk dalam haljodoh, Allah menghendaki kita agar berusaha mencari dan menemukan jodoh terbaik kita masing-masing. Sebelum mendapatkannya, kita tidak tahu pasti siapa jodoh kita. Rahsianya masih tersimpan rapi dalam database Allah di Lauhul Mahfuzh. Untuk mengetahui siapa jodoh kita, maka kita dituntut melakukan usaha, ikhtiar dan upaya.
Jodoh adalah takdir yang sekaligus berkaitan dengan Kehendak Allah dan ikhtiar manusia. Jodoh bukan taqdir mutlak, namun taqdir ikhtiar. Sehingga kaedah dalam menemukan jodoh adalah usaha/ikhtiar secara syar'i "dan" tawakkal. Disini sengaja saya menggunakan kata penghubung "dan" bukan "lalu", "kemudian", atau "setelah itu". ertinya tawakkal, pasrah dan do'a harus terus mengiringi usaha kita dalam menemukan jodoh tersebut. Dan ternyata inilah yang akan dinilai oleh Allah, iaitu proses usaha atau ikhtiar dan tawakkal kita kepada Allah. Dengan demikian hasil dari proses tersebut akan kita pandang sebagai "yang terbaik". Hati kitapun akan ikhlas menerima sehingga tidak ada istilah sakit hati, patah hati maupun duka hati.
Siapa jodoh ku?
Untuk mengetahui, dengan tepat siapa jodoh kita dalam bahasa ikhtiarnya, maka sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengetahui "siapa diri kita" Sangat sulit meneka siapa jodohnya bagi orang yang belum mengenal dirinya. Oleh karena itu orang yang sudah faham siapa dirinya akan mudah menemukan jodohnya. Jadi berikhtiarlah mengikut syariat islam...
0 comments:
Post a Comment